Khasiat dan Berbagai Macam Produk Olahan Madu Bagi Kesehatan

Sepanjang sejarah, madu sudah digunakan manusia untuk mengobati berbagai jenis penyakit, namun baru beberapa periode ini antiseptik dan antibakteri yang berasal dari madu bisa dijelaskan secara ilmiah. Madu memiliki kandungan air yang rendah (larutan lewat jenuh), sehingga air yang berada di dalam sel mikroorganisme yang masuk ke madu akan keluar (efek osmotik) mengakibatkan selnya mengerut dan mati.

Begitu istimewanya madu ini, bahkan dalam Al-Qur'an terdapat surat khusus untuk membicarakan tentang lebah, binatang yang menghasilkan madu. Nama surat itu An-Nahl, yang dalam bahasa Arab berarti lebah.

Surat An-Nahl adalah surat ke-16 dalam Al-Qur'an, terdiri dari 128 ayat dan disebut juga dengan nama an-niam, artinya nikmat. Disebut begitu karena di dalam surat ini, Allah mengisahkan tentang pelbagai nikmat untuk manusia.

Salah satu yang dikisahkan adalah lebah dan madu yang berkhasiat itu bagi manusia.

Berikut surat An-Nahl ayat 68 dan 69 yang mengisahkan madu itu.

وَاَوْحٰى رَبُّكَ اِلَى النَّحْلِ اَنِ اتَّخِذِيْ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوْتًا وَّمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُوْنَۙ

Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia, (QS. 16:68)

ثُمَّ كُلِيْ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِ فَاسْلُكِيْ سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًاۗ يَخْرُجُ مِنْ بُطُوْنِهَا شَرَابٌ مُّخْتَلِفٌ اَلْوَانُهٗ ۖفِيْهِ شِفَاۤءٌ لِّلنَّاسِۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيَةً لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ

kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (QS. 16:69)

Khasiat Madu

Efek Osmotik

Madu memiliki efek osmotik.[22] Pada dasarnya madu merupakan campuran dari monosakarida dengan aktivitas air yang rendah, kebanyakan molekul air selalu berhubungan dengan gula dan juga mikroorganisme. Hal ini membuat madu menjadi media yang tidak bagus untuk mikroorganisme berkembang biak.

Hidrogen Peroksida

Hidrogen Peroksida terbentuk dari pelepasan yang lambat oleh enzim glukosa oksida yang ada di madu. Hal ini terjadi jika madu dicairkan, di mana oksigen dibutuhkan untuk reaksi ini, aktif hanya jika keasaman madu dinetralisasi oleh cairan tubuh, dapat dihancurkan oleh adanya enzim pencerna protein, dan akan hancur jika madu terpapar panas atau sinar.

Madu juga dapat menonaktifkan logam bebas, yang tidak akan mengkatalisis pembentukan radikal oksigen bebas dari hidrogen peroksida, yang menyebabkan peradangan. Juga, unsur antioksidan dalam madu membantu membersihkan radikal bebas oksigen yang ada.

C6H12O6 + H2O + O2 → C6H12O7 + H2O2 (reaksi oksidasi glukosa)

Pada saat madu digunakan (seperti dioleskan pada luka) hidrogen peroksida dihasilkan saat madu mencair terkena cairan tubuh. Sebagai hasilnya, hidrogen peroksida dilepaskan perlahan lahan dan menjadi antiseptik.

Pengobatan penderita diabetes

Madu juga sudah terbukti bisa digunakan untuk pengobatan luka pada penderita diabetes yang di mana pasien tidak diperkenankan menggunakan antibiotik.

Keasaman

Keasaman (pH) madu berkisar dari 3,2 sampai 4,5. Kondisi asam ini dapat mencegah tumbuhnya bakteri.

Metilglioksal

Aktivitas antibiotik nonperoksida disebapkan oleh metilglioksal (MGO) dan komponen sinergi yang tidak dikenali. Kebanyakan madu mengandung MGO yang sangat rendah, namun madu manuka mengandung MGO yang sangat tinggi. Tingkat sinergi dalam madu manuka dua kali lipat lebih dari aktivitas antibakteri MGO.

Efek nutraseutikal

Antioksidan dalam madu pernah diujikan pada tikus dan mampu mengurangi kerusakan yang terjadi di usus besar.[27] Hal ini sesuai dengan pengobatan tradisional.

Meredakan sakit tenggorokan dan batuk

Madu juga sudah digunakan berabad-abad untuk meredakan sakit tenggorokan dan batuk.

Produk Berbahan Dasar Madu

Produk utama dari madu adalah sebagai bahan pangan. Madu murni dibungkus dalam kemasan yang bisa langsung digunakan ataupun dapat dilarutkan dengan air dan kemudian diminum. Selain itu, madu juga digunakan sebagai bahan tambahan pangan dan terdapat sebagai salah satu komposisi dari beberapa produk air minum dalam kemasan. Madu yang ditambahkan pada produk air minum pada kemasan menggunakan madu sebagai bahan perasa (flavouring agent).

Madu juga banyak ditemukan sebagai salah satu komposisi pada obat-obatan tradisional seperti jamu. Madu memiliki aktivitas antimikroba yang bisa menghambat pertumbuhan mikrob yang disebabkan oleh kandungan air yang rendah. Selain itu, madu juga dapat digunakan untuk menyembuhkan tukak peptik/penyakit maag yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. Madu juga memiliki aktivitas antivirus. Selain itu, penelitian terhadap madu juga terlihat berbagai aktivitas farmakologi madu pada penyembuhan penyakit artritis, penyembuhan infeksi saluran kemih, penurunan kadar kolesterol, pengobatan influenza dan kanker. Di Indonesia ada beberapa produk jamu yang menggunakan madu.

Madu juga digunakan sebagai bahan kosmetik. Penambahan madu pada kosmetik adalah sebagai pelembap (moisturizer), pelembut (softener) dan menyembuhkan jaringan kulit. Beberapa aplikasi kosmetik pada madu antara lain adalah sebagai pencuci wajah, pelembut wajah, pelembap, jerawat, bibir pecah-pecah, lotion untuk kulit kering, dan conditioner rambut.

Standardisasi Madu Internasional

Banyak produk primer maupun sekunder terbuat dari madu, sehingga diperlukannya standar nasional maupun internasional untuk menjamin kualitas madu yang digunakan. Sudah terdapat standar Internasional madu yang dikeluarkan oleh Codex Alimentarius Standard. Beberapa parameter mutu dari madu antara lain adalah kadar air, kontaminan, kadar gula, kadar senyawa tak larut air, kadar abu, tingkat keasaman (pH), aktivitas diastase, kadar hidroksimetilfurfural (HMF), dan konduktivitas listrik.

Kualitas madu yang baik adalah madu yang tidak terdapat kandungan air tinggi. Beberapa kontaminan yang pada madu antara lain logam berat, dan residu pestisida harus kurang dari batas maksimal yang diperbolehkan. Selain itu kadar HMF tidak boleh lebih dari 40 mg/kg yang menandakan bahwa bila madu sudah disimpan lama atau disimpan kurang baik, kadar HMF nya akan meningkat. Secara umum, madu yang baik adalah madu yang kadar airnya kurang dari 21%, memiliki aktivitas diastase diatas 3 dan kandungan HMF dibawah 40 mg/kg.

Aplikasi medis lainnya

Beberapa studi menunjukkan penggunaan madu dapat mengurangi bau badan, bengkak, dan mengobati luka. Madu telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif untuk konjungtivitis pada tikus.

Madu dipasteurisasi secara luas diyakini dapat mengurangi alergi, meskipun tidak secara komersial disaring atau madu mentah terbukti lebih efektif dibandingkan plasebo dalam studi terkontrol dari 36 peserta dengan alergi pada mata.

Penelitian Berbasis Metabolomik pada Madu

Penelitian terhadap madu penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari madu yang dihasilkan.

Beberapa metode berbasis metabolomik yang telah dilakukan pada madu ataupun lebah antara lain adalah penentuan senyawa marker dari madu yang menandakan sumber geografisnya. Sumber geografis akan memengaruhi kualitas madu sehingga penentuan marker ini dapat memberikan pandangan terkait kualitas madunya. Selain itu penelitian berbasis metabolomik pada lebah juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan spesies lebah yang juga merupakan faktor penentu jenis madu yang dihasilkan.

Selain kajian metabolomik pada lebah, penelitian juga dilakukan pada tanaman penghasil nektar yang biasanya digunakan oleh lebah untuk memproduksi madu. Penelitian pada mikroflora pada usus lebah juga dapat memberikan pandangan pada kualitas madu yang dapat dihasilkan.

Selain kajian-kajian metabolomik yang telah diuraikan di atas, dapat dilakukan pula kajian metabolomik pada jalur metabolisme lebah yang menghasilkan madu. Kajian metabolomik juga dapat dilakukan pada pohon yang ditempati oleh sarang lebah, sebab bisa jadi ada hubungan antara pohon tertentu dengan keberadaan sarang lebah.